Udayanainsight — Penantian panjang itu akhirnya berakhir. Paris Saint-Germain (PSG) resmi menorehkan sejarah baru dengan menjuarai Liga Champions UEFA untuk pertama kalinya setelah menghancurkan Inter Milan dengan skor telak 5-0 dalam laga final yang berlangsung di Allianz Arena, markas Bayern Munchen, pada Minggu dinihari.
Gol-gol kemenangan PSG dicetak oleh Achraf Hakimi (12'), Désiré Doué (20', 63'), Khvicha Kvaratskhelia (73'), dan Warren Zaïre-Emery Mayulu (86')—mengukir pesta lima gol yang mematikan sekaligus membungkam Inter tanpa ampun.
Lebih dari sekadar kemenangan, ini adalah pembalasan dari takdir. Sejak diambil alih oleh Nasser Al-Khelaïfi pada 2011, PSG tak pernah lelah mengejar mimpi mengangkat trofi Liga Champions—trofi yang selama ini seperti harapan semu bagi klub ibu kota Prancis itu. Kini, semuanya terbayar lunas.
Dari Impian Sultan ke Realita Sejarah
Selama lebih dari satu dekade, PSG telah mendatangkan deretan bintang top dunia: Zlatan Ibrahimović, David Beckham, Neymar Jr., Lionel Messi, hingga Kylian Mbappé. Namun gelar yang paling mereka dambakan, si Kuping Besar, selalu menjauh di saat-saat menentukan.
Kini di bawah komando Luis Enrique, dengan skuad muda bertalenta seperti Doué dan Mayulu, PSG justru menulis kisah kejayaan. Tidak hanya juara Eropa, mereka juga meraih treble winner musim ini—memenangkan Ligue 1, Coupe de France, dan Liga Champions sekaligus. Ini menjadikan musim 2024/2025 sebagai musim terbaik sepanjang sejarah klub.
Generasi Baru, Mental Juara
Apa yang membedakan PSG kali ini? Bukan sekadar nama besar, melainkan tim muda dengan semangat baru, disiplin taktik dari Enrique, dan ambisi kolektif untuk menaklukkan Eropa. Doué tampil luar biasa dengan dua gol dan satu assist, sementara Kvaratskhelia dan Mayulu menyegel kemenangan dengan gaya.
Ini bukan hanya kemenangan PSG. Ini adalah penegasan bahwa dinasti baru di Eropa telah lahir—dan ia lahir di Paris.